Cari Blog Ini

Minggu, 16 Oktober 2011

Pilih-Pilih Pelapis Sofa

Dulu, sofa yang dibungkus bahan pelapis kulit jadi gaya andalan dalam interior. Sekarang, pilihan bahan pelapis sofa lebih beragam.
DlNNY MuTIAH
RUANG keluarga rasanya tidak lengkap tanpa sofa. Bentuknya yang lebar dan empuk menjadi favorit keluarga untuk menikmati waktu bersama.
Dalam hal pilihan, sofa yang akan dipakai menjadi pertimbangan utama karena sering digunakan. Tak terkecuali saat memilih bahan pelapis sofa.
Secara umum, bahan pelapis sofa terbagi atas dua jenis, yakni kulit dan kain. Kedua bahan tersebut memberikan efek berbeda pada ruangan.
Bahan dari kulit berkesan formal dan kaku, sedangkan bahan dari kain terasa hangat dan tetap bernuansa formal.
Karena itu, beberapa produsen sofa lebih memilih kain daripada kulit untuk memberikan citra yang tepat. Brand sofa asal Italia Minotti, misalnya. Saat ekspansi pertama kali ke Indonesia, mayoritas sofa keluaran mereka menggunakan bahan pelapis dari katun, wol, atau campuran keduanya.
Kurator dari Luxeliving julius Ruslan mengatakan kedua bahan itu memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan ba-han dari kulit.
"Bahan pelapis dari kain itu mengikuti (cita rasa) zaman sekarang. Bahan katun itu adem dan enak untuk diduduki, sedangkan bahan wol tidak gampang kotor. Dia juga adem kok," jelas Julius kepada Media Indonesia saat ditemui di butik Minotti, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kejelian Minotti dalammemilih bahan pelapis membuat tampilan sofa-sofanya bernuansa hangat. Kekukuh-an sofa terlihat dari kaki-kaki mereka yang menggunakan logam nikel. Selebihnya, kesan nyaman terpancar dari bentuk desain sofa yang cenderung simpel.
"Kalau kulit, sepertinya tidak zaman lagi, ya. Sekitar limatahun belakangan, permintaan (sofa berbahan kulit) tidak terlalu banyak. Lagi pula, kulit itu tak terlalu cocok untuk iklim tropis di Indonesia karena panas," imbuh Julius.
Senada dengan itu. Direktur Utama Arbor and Troy Stephanie Hermawan menyatakan bahan pelapis dari kulit tidak direkomendasikan untuk sofa.
Menurut dia, bahan dari kulit itu tidak konsisten baik pada warna maupun corak. Bahan kulit cukup merepotkan. Potongan mereka tidak terlalu besar sehingga membutuhkan sambungan.
"Kulit asli lebih menyusahkan, selain itu mahal. Sementara kulit sintetis hanya bertahan satu sampai dua tahun," jelas
Stephanie, beberapa waktu lalu.
Ia menyarankan kliennya untuk memilih bahan kain yang memiliki kandungan poliester dan katun. Kombinasi kedua bahan tersebut menghasilkan kelembutan, sekaligus tahan lama. Bahan kain juga lebih mudah dibersihkan daripada kulit.
"Ini cocok untuk iklim di Indonesia. Katun itu dingin, sedangkan poliester mudah dibersihkan. Apalagi, orang Indonesia itu jorok," sahut dia.
.Kesan formal sofa tetap bisa ditampilkan dengan pemakaian bahan pelapis dari kain. Stephanie menjelaskan ada dua tipe bahan pelapis kain, yakni suit cover dan uplwlster cover.
Jika memilih suit cover, Anda bisa melepas pelapis itu dari sofa sehingga mudah dibersihkan. Namun, bahan pelapis tersebut sulit terlihat rapi.
Sementara upholster cover merupakan bahan pelapis yang dijahit mati pada sofa dan menampilkan kesan formal yang diinginkan.
Bermain warna
Oleh karena sofa merupakan benda yang diharapkan tahan lama, pemilihan warna pelapis mereka menjadi penting. Stephanie menyarankan agar warna yang dipilih sebaiknya natural, seperti cokelat, putih, krem, dan cokelat muda.
Ia tidak merekomendasikan warna terlalu terang karena sofa terhitung benda paling besar di ruangan.
"Permainan warna itu bisa dari cushion pillow-nya. Penggantian cover bantal lebih murah daripada pelapis sofa. Masa, kalau Anda ingin aksen biru di ruangan, cover sofa itu diganti biru? Sebaiknya bantal yang diganti," ujar dia.
Desainer interior Roland Adam menegaskan, warna bisa ditambahkan pada sofa untuk mempermanis suasana. Selain itu, aksen tenun ikat bisa diaplikasikan pada bantal, atau unsur oriental dipadukan dengan sofa yang berkesan barat.
Tak ada tren sekarang ini. Semakin ke sini, arus globalisasi membuat gaya yang berkembang adalah personal style. Jadi, semua diserahkan pada keinginan Anda sendiri," tukasnya. (Din/M-3)miweekend@ mediaindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar